INDEPENDENSI DAN IDEOLOGI PERS KITA KIAN JAUH PANGGANG DARI API

NEWSMOTIVA OPINIONS - Tanpa menafikkan belum terpenuhinya kedaulatan serta kebebasan Pers pada masa Orde Baru kepemimpinan presiden ke dua Soeharto, dengan batasan dan minimnya regulasi perundang - undangan yang ada. Namun tidak dipungkiri persoalan demokrasi termasuk independensi dan ideologi Pers lebih tertata rapih dalam segala bentuk kekurangan atau kelebihan yang dimiliki.

Selama 32 tahun keberadaan Pers seolah merasa terpasung, peran para insan Pers ataupun awak media selalu mendapat intervensi bahkan intimidasi dari Pemerintah yang berkuasa. Namun sesungguhnya dibalik kesan otoriter, terdapat banyak sekali nilai - nilai positif yang sepenuhnya mampu dirasakan oleh rakyat, keberhasilan fokus pembangunan melalui REPELITA hingga minimnya konflik internal dan horizontal.

Seiring berjalannya dinamika politik dalam fenomena kemunculan era baru yang disebut reformasi, keberadaan Pers seakan memperoleh kedudukan paling tinggi dibanding organisasi - organisasi lain. Karena selain kebebasan yang dimiliki secara khusus didasari Undang - Undang. namun juga dalam penyelesaian kasus hukum harus melalui proses sesuai ketentuan yang diatur dalam UU Pers.

Apakah independensi dan ideologi Pers kita sudah sesuai apa yang diharapkan atau sebaliknya kian jauh panggang dari api, jawabannya ada di depan mata kita setiap hari. Betapa Pers tidak lagi hanya berperan sebagai fungsi informator, edjukatator, opini publik dan Intertainer akan tetapi sudah menjadi sarana intervesi sekaligus propaganda politik yang tidak sepenuhnya mewakili kepentingan masyarakat.

Dominasi Pers yang sedemikian besar dalam berbagai aspek selaras dengan kemajuan tehnologi informasi dan digital, maka kedudukan Pers tidak lagi sekedar menjadi control social melainkan pelampiasan hasrat politik serta kepentingan lainnya. Sehingga tidak mengherankan jika Lembaga Penyiaran baik media cetak maupun elektronik, beralih menjadi industri yang mengedepankan keuntungan financial. ( 01/NM/Y. Suyoto )