Hari Jadi Kabupaten Grobogan Ke-293



BUPATI DIAPRESIASI LEWAT PEMBACAAN DO’A
NEWS MOTIVA GROBOGAN – Ada yang berbeda dalam moment Hari Jadi Kabupaten Grobogan Ke-293 (4/3/2019) beberapa waktu lalu dimana bukan hanya kemeriahan acara ritual Boyong Grobog namun saat bupati Grobogan Hj. Sri Sumarni melakukan ziarah makam di desa Tarub, serara kebetulan ada seorang nenek-nenek penjual kendi ( tempat air minum terbuat dari tanah liat ) yang sejak pagi menunggu didepan rumahnya untuk dapat bertemu. Keinginannya tersebutpun akhirnya terkabul meskipun sekedar bersalaman serta menyampaikan kalimat sepatah atau dua patah kata saja, rupanya bukan hanya bupati Sri Sumarni saja yang dikagumi tetapi juga presiden RI ke – 7 Joko Widodo yang oleh si nenek penjual kendi memberi sebutan pak Joko disampaikan kepada wartawan yang kebetulan didekatnya saat meliput.

Seperti biasa ziarah makam dilanjutkan ke makan Ki Ageng Selo yang terletak didesa Selo, disana sebelum dilangsungkan tabor bunga terlebih dulu dibacakan ayat – ayat suci Al- qur’an dan do’a oleh tokoh masyarakat sekaligus tokoh agama desa setempat. Namun yang cukup menyejukkan hati, bupati Grobogan Hj. Sri Sumarni kembali mendapat apresiasi lewat do’a agar dapat kembali memimpin kabupaten Grobogan untuk periode ke - 2 nanti, sementara saat sekarang ini saja jabatan bupati baru berjalan 3 tahun. Kedengarannya memang cukup berlebihan, akan tetapi bagi seorang pemimpin yang memiliki kompentensi mampu membuktikan janji – janjinya pada rakyatnya adalah merupakan sebuah keniscayaan.

Pada kesempatan ziarah makam bupati didampingi oleh kepala Kejaksaan, Ketua DPRD,  kepala Pengadilan, komandan Kodim, Wakapolres yang mewakili Kapolres yang berhalangan hadir karena ada tugas penting di Bandung, muspida dan muspika wilayah setempat. Ritual tabor bunga diawali oleh bupati kemudian disusul para pendamping yang lain, selanjutnya menuju aula sarasehan sekedar berbincang – bincang dengan tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat guna menyampaikan apa- apa yang perlu dilakukan guna tetap menjaga budaya ataupun kearifan local yang harus  dilestarikan, sambil menikmati jajan pasar seperti pisang rebus, kacang rebus, gembili rebus dan lain – lainnya yang kesemuanya merupakan hasil pertanian di desa Selo. ( NM/yhz S/01 )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KENDATI MASIH MENUNGGU SETIDAKNYA ADA KEPASTIAN UNTUK DISAHKAN

HUT PDIP KE-51 MEGAWATI SEBUT KEBENARAN PASTI MENANG

HARI INI PRABOWO - GIBRAN RESMI DILANTIK