MENDAGRI MENEGASKAN KEPALA DAERAH JANGAN MAU DI BODOH – BODOHI
NEWSMOTIVA NASIONAL - “ Saya sudah datang ke daerah - daerah, tidak enak untuk menyebutkan nama
daerahnya, hampir mayoritas belanja modal proporsinya sangat kecil. Belanja
modal yang dimaksud adalah belanja yang langsung untuk masyarakat antara lain
pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. “ Hal tersebut disampaikan Mendagri Tito Karnavian ( 04/05/2021 )dalam Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Nasional tahun 2021.
Ditambahkan Mendagri “ Tercatat anggaran
terbesar diperuntukkan belanja pegawai mencapai 70 %, bahkan ada yang sampai 80
%., termasuk di dalamnya biaya
operasional yang ujung - ujungnya untuk pegawai juga. Anehnya rata - rata penggunaan
belanja pegawai dipakai untuk biaya rapat dengan alasan penguatan, padahal
sebenarnya hanya untuk bagi - bagi honor pada peserta rapat, begitu juga
pembelian barang pegawai berdalih penguatan ini dan itu, kapan kuatnya ? “
Sejauh ini Mendagri Tito Karnavian sudah
melakukan cross cek ke kepala daerah,
rupanya mereka mengaku tidak tahu menyangkut modus tersebut. Sementara disi
lain praktik semacam ini berdampak buruk bagi pengelolaan daerah, bahkan sampai
tidak mampu untuk memperbaiki jalan. “ Yang lebih menyedihkan setelah di cek,
belanja modalnya cuma 12 % artinya belanja operasionalnya lebih kurang mencapai
88 %. “ Tandasnya penuh rasa perihatin.
Mantan Kapolri tersebut berpesan agar kepala
daerah jangan mau di bodoh - bodohi lagi, dan jangan asal tanda tangan berkas
yang disampaikan sekretaris daerah hanya karena apa yang sudah dititipkan
terakomodasi. Sebaiknya porsi anggaran untuk belanja modal ditambah 30% atau
40%, sesuai pengalaman presiden Joko Widodo saat menjabat sebagai wali kota Solo,
belanja modal mencapai 45% sehingga stimulant
guna membangunkan swasta tercukupi.
Apa yang disampaikan mendagri Tito Karnavian
cukup beralasan dan sangat mendasar untuk perbaikan, pasal selama ini tidak
pernah disinggung oleh Mendagri - Mendagri sebelumnya. Sehingga pemandangan
jalan - jalan rusak tidak diperbaiki, penataan kota yang asal – asalan, hingga
banyak sampah menumpuk disembarang tempat.
Ternyata rahasianya terletak di belanja modal yang rendah sekali
sementara belanja pegawai dan biaya operasionalnya tinggi. (01/NM/Yehezkiel
Suyoto )
Komentar
Posting Komentar