PEMIKIRAN PRAGMATIS BUKAN TOLOK UKUR PEMBENARAN PUBLIK


 

NEWSMOTIVA NASIONAL – Terkait video presiden Joko Widodo yang mengajak masyarakat untuk menyukai beberapa makanan khas daerah yang biasa untuk oleh - oleh di hari lebaran dapat dipesan secara on line, dari mulai bandeng Semarang, pempek Palembang hingga yang menuai pro dan kontra adalah salah satu kuliner khas Kalimantan bipang Ambawang.

 

Bagi yang berpikir pragmatis kontan melontarkan berbagai komentar lewat medsos bahkan banyak diantaranya yang bernada buliing, demikian juga media arus utama menjadikan berita tersebut cukup relevan sebagai komsumsi publik. Tanpa mempertimbangkan kaidah jurnalistik sama sekali, mengingat tidak mengedapankan bentuk klarifikasi ataupun kebenaran kalimat yang dimaksud.

 

Media social memang dapat dijadikan sumber berita media arus utama, akan tetapi sangat berbahaya jika menelan mentah sekaligus salah dalam mengemas pemberitaan. Sehingga basis penting yang merupakan fungsi utama suatu media sebagai educator terabaikan. Metode lama “ tentang orang di gigit anjing itu berita biasa dan orang menggigit anjing itu berita luar biasa. “ sudah tak laku lagi.

 

Dimana pemikiran pragmatis yang dijadikan pembenaran praktis tersebut diatas sudah kurang memiliki daya tarik publik, seiring kemajuan era digital dan kecerdasan membaca yang dimiliki bangsa kita. Untuk itu sepatutnya media sumber utama lebih selektif dalam memunculkan pemberitaan agar tidak terkesan remeh atau dalam istilah jawa “ Keweleh “ (01/NM/Yehezkiel Suyoto )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KENDATI MASIH MENUNGGU SETIDAKNYA ADA KEPASTIAN UNTUK DISAHKAN

HUT PDIP KE-51 MEGAWATI SEBUT KEBENARAN PASTI MENANG

HARI INI PRABOWO - GIBRAN RESMI DILANTIK