“ DUNGU “ JIKA DATA NEGARA BOCOR DIANGGAP TIDAK BERBAHAYA


 NEWSMOTIVA NASIONAL - Terkait kebocoran data negara 1 miliyar lebih Sim Card di Indonesia yang merupakan kasus terbesar se Asia menurut penyampaian Direktur Eksekutif  SAFENET Damar Juniarto Jum’at ( 9/9/2022 ), tentu menjadi perhatian masyarakat sekaligus keperihatinan tersendiri bagi pemerintah kita terutama presiden Joko Widodo selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.

 

Ironisnya pihak terkait terutama Menteri Komunikasi dan Informasi ( Menkominfo ) Joh. G Plate seolah cuci tangan dan melempar kesalahan tersebut kepada lembaga lain, sementara disisi lain dalam kuartal pertama di Tahun 2022 Indonesia masuk 10 besar kebocoran data tertinggi. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja, mengingat selain mengganggu personalitas privasi warga negara juga dapat mengancam stabilitas keamanan negara.

 

Bahkan Ketua Umum PKB Muhhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin kepada wartawan mengungkapkan ketidak nyamanannya setelah Akun pribadinya turut meenjadi korban peretasan dan harus berganti - ganti Sim Card. Selanjutnya Cak Imin membuat pernyataan publik dengan istilah “ Indonesia Darurat Tehnik Informatika ( T I ) “ hal ini sangat  mengganggu privasi seseorang dan merugikan sekali.

 

Jika ada pihak berkompeten mengatakan kasus kebocoran data negara dan serangan siber terbesar se Asia yang berulang - ulang  ini dianggap tidak “ berbahaya “ maka kalau boleh meminjam istilah yang lekat dengan R G yaitu “ dungu “ dalam bahasa Palembang “ buyan “ se bab imbas dari kebocoran data negara dapat merusak berbagai aspek kehidupan bernegara, sehingga pemerintah harus tegas memotong kepala ikan busuk Kementerian terkait.

 

Menurut seorang wartawan senior  “ Kebocoran data negara terjadi karena ada celah dan celah itu sendiri dimungkinkan sekali sengaja dibuat oleh pihak yang berkepentingan menjaganya untuk tujuan tertentu. “ Dalam analogi sederhana seekor keledai saja tidak ingin jatuh ke lubang yang sama, tetapi kenapa kebocoran data negara bisa terjadi secara berulang - ulang, pertanyaan yang paling mendasar adalah lebih bodoh dari keledaikah kita. ( 01/NM/YS )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KENDATI MASIH MENUNGGU SETIDAKNYA ADA KEPASTIAN UNTUK DISAHKAN

HUT PDIP KE-51 MEGAWATI SEBUT KEBENARAN PASTI MENANG

HARI INI PRABOWO - GIBRAN RESMI DILANTIK