DEMOKRASI KITA KECOLONGAN 2 GOL AKANKAH BERLANJUT

NEWS MOTIVA NASIONAL - Tidak dapat dipungkiri situasi dan kondisi jelang Pemilu 2024 nanti kian memanas, bukan hanya persaingan capres atau cawapres yang diusung dari masing - masing partai politik namun lebih mengarah pada netralitas penyelenggara Pemilu. Dipicu dari istilah " Cawe - Cawe " yang dikemukakan presiden Joko Widodo sendiri didepan awak media, tentu semakin menguatkan keyakinan publik adanya indikasi campur tangan atau keberpihakan pada salah satu capres tertentu.

Sementara sebelum menjabat baik periode pertama maupun periode ke dua seorang presiden dan wakil presiden harus menjalani sumpah diantaranya taat menjalankan konstitusi, namun apa lacur jika sumpah tersebut dilanggar sendiri. Sehingga memunculkan beragam asumsi serta persepsi publik yang cenderung negatif termasuk mantan wapres Jusuf Kalla, yang menegaskan bahwa seorang presiden yang masih menjabat tidak semestinya ikut " Cawe - Cawe " dalam pemilu.

Kendati presiden Joko Widodo berkali - kali menjelaskan " Cawe - Cawe " dimaksud untuk kelanjutan program pembangunan yang telah dijalankan, namun tetap saja jawaban tersebut kurang mendasar dan sebatas alibi. Terlebih setelah diketahui, hutang negara luar biasa besar dibanding pemerintahan sebelumnya, korupsi dilingkar istana kian meraja lela mencapai ratusan triliun, angka kemiskinan dan pengangguran bertambah banyak, pertumbuhan ekonomi startnan level rendah dan sebagainya.

Dengan demikian memungkinkan adanya upaya keras presiden Joko Widodo dapat memenangkan calon presiden penggantinya mampu menutupi semua kegagalan kinerjanya, dengan dalih untuk menghadapi situasi global yang lebih sulit. Jika mengetahui hal demikian semestinya presiden Joko Widodo selama hampir 2 periode mengutamakan pembangunan dalam skala prioritas agar kemajuan negara tercapai sekaligus perekonomian rakyat dan nasional tumbuh secara optimal.

Melihat realitas negara yang sistem pengelolaan kebijakan ataupun ekonomi demikian simpang siur tidak karuan, wajar apabila para tokoh nasional yang berintegritas, memiliki kompentensi serta kredibelitas tinggi tidak ingin kecolongan lagi. Mengingat sejauh ini seolah dalam proses demokrasi telah kecolongan dua gol, dengan kecurigaan adanya berbagai macam bentuk kecurangan yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu di semua tingkatan. ( 01/NM/Yehezkiel Suyoto )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KENDATI MASIH MENUNGGU SETIDAKNYA ADA KEPASTIAN UNTUK DISAHKAN

HUT PDIP KE-51 MEGAWATI SEBUT KEBENARAN PASTI MENANG

HARI INI PRABOWO - GIBRAN RESMI DILANTIK